sungguh indah rupanya,
warna-warni terbiaskan cahaya mentari
gumalan awan nan putih cerah adalah tepiannya
Aku bisa melihat tetesan hujan
berkilau bagai berlian
menghiasi hamparan hijau di bawah kakiku
dan aku pun maju tanpa ragu
Dalam anganku, sebuah kastil berdiri di ujung pelangi
gerbang keemasan akan terbuka lebar
penduduk kastil akan menyambut
dan sebuah singgasana akan tersedia
Kumeniti dan kumeniti hingga warnanya memudar
tetesan hujan telah mengering
awan putih telah menggelap
dan kakiku mati rasa
Hampir aku terjatuh
tapi entah untuk alasan apa aku teruskan berjalan
lalu aku tiba
sebuah kastil megah berdiri di ujung pelangi
Tapi,
kastil itu sudah tua
gerbangnya berkarat
penduduknya hanya tersenyum dipaksakan
singgasananya pun terbuat dari plastik
Saat itu aku sadar
Tuhan memberiku pelajaran
untuk bersabar dan berusaha
untuk teguh dan terus berjalan
bukan untuk mendapatkan apa yang aku mau
tapi untuk memperluas kebijaksanaanku
(originally written in May, 2011)
No comments:
Post a Comment