Friday, July 5, 2013

Words I Cannot Take Back

Perasaan itu datang.

Sudah lama ia mengintip dari balik sudut-sudut tempatmu berada, hanya untuk menyergap secara tiba-tiba. Kemudian, saat ia hinggap, kamu kehilangan kuasa atas dirimu.

* * *

Dalam jangka waktu kurang dari seminggu, sudah dua kali saya mengucapkan hal-hal berpotensi disesali yang tidak bisa ditarik kembali.

Yang pertama, perasaan itu terlalu jauh mendahului otak dan logika saya. Ia berhasil menemukan bentuk dalam sebaris kalimat. Ditujukan kepada sesosok manusia yang menjadi penyebab semua ini. Didengar olehnya dan manusia-manusia lain yang tidak ada hubungannya. Beruntunglah konteks situasi tidak sedang serius.

Yang kedua, perasaan itu telah bernegosiasi dengan pihak otak. Setelah proses negosiasi yang mengambil waktu hampir tujuh belas jam, saya mengiyakan perasaan itu dibagi kepada seorang perempuan. Seorang perempuan yang sebenarnya saya curigai menyimpan hati terhadap sesosok manusia yang sama. Lalu... ibarat Amerika, saya menjatuhkan nuklir terlebih dahulu.

* * *

Dan saya bisa saja menyesalkan kata-kata yang tidak bisa saya tarik kembali, saya hapus, dan lupakan.

Tapi saya tidak hidup untuk itu.

No comments:

Post a Comment