Terkadang Ken merasa Irina ateis, dan pikiran itu membuatnya takut. Mereka tumbuh bersama dan meski telah banyak perbedaan yang menjauhkan mereka dari satu sama lain, Ken tetap takut membayangkan Irina tidak bertuhan.
Tidak, tidak tidak bertuhan, menurut Irina. Tetap bertuhan, tapi entah kenapa tidak beragama. Dan Ken takut. Dia pernah bertanya apakah Irina percaya dengan surga dan neraka. Irina tidak tahu. Irina ingin percaya, tapi Irina lebih percaya dengan hubungan spiritualnya dengan Tuhan. Teleponnya dengan Tuhan.
Ken pernah bertanya apakah Irina yakin Tuhan yang mereka sembah adalah satu-satunya Tuhan semesta, dan agama mereka adalah agama yang paling benar. Irina berkata kebenaran itu subjektif. Penganut agama manapun akan merasa agamanya yang paling benar.
Lihat? Hal-hal seperti itulah yang membuat Ken takut.
Takut Irina sudah terlalu jauh dari agama. Karena Ken sendiri tidak tahu batasan kafir. Ilmu agamanya masih kurang. Tapi Irina selalu percaya, selalu mengimani adanya Sang Pencipta. Hanya saja, keimanan itu tidak dibatasinya pada satu lingkup agama - tidak dibatasinya pada ritual-ritual ibadah.
No comments:
Post a Comment